Jumat, 11 Februari 2011

Inspired :)

 Halo, kali ini gue akan ngebahas tentang satu novel yang benar-benar bagus dan gue dapet esensinya.


Ya, Let Go judulnya. "Let Go - Setiap cerita memiliki ruang sendiri di dalam hati". Dilihat dari kutipan didekat judulnya aja udah menarik gue untuk baca biku ini.
Caraka pamungkas, seorang remaja yg selalu bilang "aku benci dia" ke orang yg bertanya tentang papanya. akibat ulahnya yg suka mencampuri urusan orang lain, dia dimasukkan (dihukum) oleh wali kelasnya kedalam kepengurusan majalah dinding sekolah, veritas.Secara tidak sengaja di majalah dinding itu, caraka atau yg akrab dipanggil raka bertemu dengan nathan, pengidap kanker otak yg sombong, nadya, sang ketua kelas yg jutek abis, dan juga sarah yg sangat pemalu. Akibat sebuah keterlibatannya yg mengharuskan dia untuk berkenalan dengannya, caraka menemukan arti dari sebuah kehilangan.
Awalnya, gue meremehkan buku ini, gue beli buku ini karena cover buku ini bagus. Soft classic gimana gitu. Tapi saat gue baca chapter demi chapter gue terpaku, seakan-akan ada magnet yang menarik pandangan gue untuk baca buku itu terus. Sampai pada akhirnya gue meneteskan air mata saat membaca bagian akhirnya. Sweet and cool. Ini ada beberapa kalimat yang gue kutip dari buku itu, cekidot!
“Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia sedang mengeluarkan senjata terampuhnya melainkan justru berarti dia sedang mengeluarkan senjata terakhirnya. Ketika wanita menangis, itu bukan berarti dia tidak berusaha menahannya melainkan karena pertahanannya sudah tak mampu lagi membendung air matanya.
Ketika wanita menangis, itu bukan karena dia ingin terlihat lemah melainkan karena dia sudah tidak sanggup berpura pura kuat”

“Kalau ada kupu-kupu yang terperangkap di sarang laba-laba, orang akan cenderung menolong kupu-kupu itu walaupun mungkin si laba-laba belum makan selama berhari-hari. Tapi bagaimana kalau yang terperangkap adalah ulat yang belum jadi kupu-kupu? Orang tetap menolong gak? Padahal keduanya sama. Di duniia ini memang harus cantik supaya ditolong”

“P.S jangan membenciku. Waktu terus berjalan, aku sudah mati, tapi kamu masih hidup. Tak perlu melihat masa lalu. Sungguh, nggak apa-apa bagiku kalau kelak kamu melupakanku. Biar aku saja yang mengingatmu, itu sudah lebih dari cukup bagiku”

“Aku bisa kehilangan seorang teman seperti itu dengan kematianku, tapi tidak dengan kematiannya”

Itulah beberapa kutipan dari buku novel kesayanganku ini. Gue sangat terinspirasi. Bagus banget ga pake bohong. Lo tau apa aertinya kehilangan? Yakinlah, lo ga akan pernah benar-benar tahu sampai loo sendiri yang mengalaminya. Kalau penasaran, beli di toko buku terdekat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar